adalah judul sebuah blog untuk tulisannya tentang seorang teman SMA yang terus menerus menganggu sang penulis dengan irritating SMS. SMS yang mengganggu dan merusak garis tipis ketahanan sabarnya. Sang penulis merasa kalo dia bukanlah sang banci SMS yang kerjaanya monitor layar HP, dia sedang belajar cuek dengan hidup, g mau ambil pusing dengan nasib temannya dan satu lagi, ternyata dia ngaku kalo g punya mental seleb.
Sungguh suatu reaksi yang teramat gamblang melukiskan suasana hati dan pikirannya. Sungguh kasian teman SMA nya yang g pernah bertemu selama 10 tahun dengan si penulis, punya teman kayak dia. Seharusnya dia bersyukur masih ada orang yang peduli dengan nasibnya, peduli dengan hidupnya, peduli dengan tujuan hidupnya dan peduli dengan keberadaanya.
Sebagai anak manusia yang hidup di era megapolitan, yang berlumuran dengan gemerlap hidup perkotaan, harusnya seseorang mampu melihat sesuatu dari beberapa angle (karena dia lebih berpengalaman). Harusnya dia menganalisa dan membuat hipotesa terhadap suatu masalah sebelum akhirnya menyimpulkan.
Uang aja dengan nilai yang sama mempunyai dua sisi yang berlainan.
Doaku dari kota bunga dan kota pendidikan untuk seorang teman yang ada di ibukota seluruh propinsi di negara yang luas dan berpulau-pulau ini adalah:
Semoga dibukakan pintu berkah dan maghfirah buat si penulis
untuk sadar bahwa seorang teman tidak akan pernah merepotkannya lagi
seorang teman tidak akan pernah mengganggunya lagi
Semoga aku tetap peduli
Amin ... amin
No comments:
Post a Comment